Minggu, 16 Mei 2010

makalah sintaksis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (BPBI, 2003:91). Definisi kalimat efektif juga diungkapkan oleh Badudu (1995) Kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis. Selain itu, Badudu (1989:36) juga berpendapat, “sebuah kalimat dapat efektif apabila mencapai sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi.” Parera (1984:42) mendefinisikan kalimat efektif adalah bentuk atau kalimat-kalimat sadar dan disengaja disusun untuk mencapai intonasi yang tepat dan baik seperti yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
Selain pengertian-pengertian di atas ada beberapa ahli bahasa berpendapat bahwa kalimat efektif memiliki syarat dan pola-pola untuk membentuknya, seperti yang dikemukakan oleh Putrayasa (2007: 66) bahwa Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut. Secara garis besar, ada dua syarat kalimat efektif, yaitu (1) Syarat awal yang meliputi pemilihan kata atau diksi dan penggunaan ejaan, (2) Syarat utama yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri kalimat efektif
Keraf (1984: 36) berpendapat, kalimat efektif tidak hanya sanggup memenuhi kaidah-kaidah atau pola-pola sintaksis, tetapi juga harus mencakup beberapa aspek lainnya yang meliputi, sebagai berikut: (1) Penulisan secara aktif sejumlah perbendaharaan kata (kosakata) bahasa tersebut, (2) Penguasaan kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif, (3) Kemampuan mencantumkan gaya yang paling cocok untuk menyampaikan gagasan-gagasan, (4) Tingkat penalaran (logika) yang dimiliki seseorang.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
a. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah
(Benar)
2. Tidak terdapat subjek yang ganda
Contoh: a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut :
a. Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh: a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
b. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

2. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
d. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
contoh: a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh : a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Contoh : a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang beberapa orang
e. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut :
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya :
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi :
Kita harus mengembalikan kepada kepribadian kita orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh : a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk :
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh : a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah adat.
g. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
5. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut :
1. Bapak Menteri kami persilakan.
2. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
5. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah tersebut

BAB III
KOMENTAR
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Secara hurufiah kalimat efektif mengandung arti kalimat yang memperlihat pengaruh, menimbulkan akibat, atau kesan tertentu. Dengan demikian, kalimat yang efektif bermanfaat untuk: (1) Membuat proses penyampaian informasi berlangsung sempurna. Hal ini berarti isi dan maksud yang disampaikan tergambar dengan lengkap dalam pikiran penerima persis atau sama dengan hal yang disampaikan, (2) Membuat kalimat-kalimat dalam karya tulis lebih sederhana (tidak bertele-tele), jelas, eksplisit, (3) Bersifat sugestif, yaitu mampu memancing rasa ingin tahu atau keinginan untuk menikmati suatu bacaan lebih lanjut, (4) Menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi dari kesalahpahaman (bersifat komunikatif).

BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang kalimat efektif, dapat disimpulkan bahwa kailmat efektif adalah kalimat yang memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca. Jadi, kalimat efektif selalu menonjolkan gagasan pokok dengan menggunakan penekanan agar dapat diterima oleh pembaca.
Akan tetapi, menurut beberapa penjelasan atau pengertian mengenai kalimat efektif, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mewakili ide dari penulis atau pengarang yang dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Namun, pengertian kalimat efektif yang dijelaskan di atas berarti hal terpenting dalam tulisan adalah dapat diterima atau dimengertinya sebuah kalimat oleh pembaca tanpa menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar.
Padahal, terdapat perbedaan penggunaan bahasa tulisan dan bahasa lisan. Bahasa tulisan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar agar dapat mudah diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Agar kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat-kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada, tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Didalam materi makalah ini menyangkut tentang kalimat efektif karena kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar